Postingan

Gambar
BIOGRAFI   ABU TEUNGKU SYECH T. MAHMUD “Gurunya Para Ulama” PENGANTAR: Dalam berbagai kesempatan, setelah orang banyak tahu bahwa penulis telah me­nyiapkan Biografi Abuya Syech Haji Abdul Hamid Kamal , (karena dalam men­da­patkan data-data banyak bertanya dan melibatkan masyarakat sebagai narasumber),   ma­ka berbagai   pihak meminta juga agar penulis dapat menyajikan Biografi Abu Syech T. Mahmud (dalam keseharian beliau disapa dengan panggilan Abu Syech Mud, begitulah beliau disapa oleh murid-muridnya dan masyarakat), karena mereka sa­ngat ingin mengetahui kehidupan   ulama zuhud yang sangat alim tersebut, wa­lau­pun secara ringkas. Hal itu sangat penting karena generasi kini sudah tidak tahu lagi tentang sosok Ulama itu. Mereka sudah tidak mengetahui lagi bahwa Abu Syech Mud lah pendidik dan guru para ulama di Aceh dan melalui didikan beliau telah muncul banyak ulama baik di pantai barat Aceh maupun di Aceh bahkan juga di luar Aceh seperti Sumatera Utar...
BAGIAN KE EMPAT BELAS         YAYASAN SYECH HAJI ABDUL HAMID KAMAL Setelah Dayah Raudhatul Ulum dibuka kembali ten­tu tidak serta merta dapat berfungsi se­per­ti dulu lagi. Ada banyak hal yang harus disiapkan. Ruang belajar, balai drah, asrama, alat pengeras suara, jaringan lis­trik, pompa air, dan lain-lain, walaupun dalam bentuk se­derhana. Duku­ngan dana yang terbatas menye­bab­kan pengembangan Dayah Raudhatul Ulum pada era ini agak berjalan pelan.Untuk menguatkan landasan hukum dan yuridis kelem­bagaan, telah dibentuk Ya­ya­san   yang menaungi Dayah dan berbagai kegiatan lain yang mungkin saja dilakukan dikemudian hari untuk me­nun­jang kelangsungan dayah. Yayasan itu diberi nama YAYASAN ABUYA SYECH HAJI ABDUL HAMID KAMAL (AHKAM) . Yayasan tersebut diben­tuk melalui Notaris Azhar SH di Jl. Panglima Polem Banda Aceh dengan Nomor Akte Yayasan (Akte Notaris Nomor 47, Tanggal 26 Nopember 2010, dan telah disahkan oleh Kemeterian Hukuum dan Hak Asasi Ma...
BAGIAN KE TIGA BELAS:    PENANGANAN DAYAH RAU­DHA­TUL ULUM 1.      Silih berganti Sejak Abuya wafat sampai satu tahun kemudian pro­ses ajar mengajar di Dayah Raudhatul Ulum tetap ber­jalan se­perti biasa. Akan tetapi pembelajaran me­lalui tatap muka antara seluruh san­tri dengan Abuya yang telah rutin dila­kukan setiap malam Rabu tidak ada lagi, dan demikian juga san­tri senior yang be­la­jar­nya langsung kepada Abuya menjadi terhenti. Masa­lah santri senior ini meru­pakan ma­sa­lah besar yang dihadapi Dayah Raudhatul Ulum saat itu. Santri senior bagaima­na­pun harus belajar dan harus men­da­patkan il­mu yang cukup. Mereka tidak mungkin   pem­be­laja­ran­nya terhenti tanpa mendapat ijazah dari lembaga Dayah. Umumnya, dalam kalangan Dayah tra­disi­o­nal di Aceh penyampaian ijazah dilakukan oleh Abuya se­ba­gai pimpinan Dayah. Ijazah akan dikeluar­kan sete­lah yang ber­sangkutan diuji dan dilakukan penilaian secara seksama. Umumnya santr...